Dari awal saya sudah berniat untuk
menghadiri prosesi wisuda dan turut berhamburan mengucapkan selamat wisuda
kepada teman seperjuangan saya semasa kuliah. Namun niatan itu sedikit
terganggu ketika planner staff di tempat saya bekerja, tiba-tiba membisiki saya “Bos, kayake sabtu kemungkinan besar masuk
lho, soalnya sudah ada keputusan bahwa tanggal 9 Desember besok, kita off. Bisa
kacau shipment saya kalau sabtu besok produksi nggak ada overtime”.
Padahal baru beberapa hari yang lalu
dia bilang ke saya, bahwa pengajuan overtime
untuk bulan desember tidak di-approve
oleh penggede manajemen, jadi saya
memiliki banyak waktu libur weekend
untuk bisa kami gunakan untuk pergi ke luar kota, dan malang pun sempat menjadi
kota tujuan kami semua untuk liburan di bulan desember ini. Tapi begitulah
seorang planner staff, dia yang
pusing bikin planning, dan bagian produksi lah yang mengacak-acak, bahkan rencana
untuk liburan pun tidak luput mereka acak-acak, lagi-lagi saya juga turut menjadi
korbannya. Mungkin inilah yang dinamakan keseimbangan, saling melengkapi.
Dalam hati, saya mbatin “mbuh piye carane saya harus datang ke acara wisuda sahabat sekaligus
teman seperjuangan semasa kuliah” Saya pun berencana untuk ijin tidak masuk
overtime, namun ijin saya ditolak dan
manager saya lebih menyarankan untuk tukar shift saja, saya yang seharusnya
masuk pagi, tukar shift jadi masuk siang. Enak kan kerja system shift?
Setidaknya bisa mengatur waktu, apalagi tunjangan shift sudah di-approve penggede, Hehe J
Dengan masuk siang paginya
saya bisa ke kampus dulu untuk menghadiri acara wisuda tersebut, kemudian
setelah itu saya harus segera merapat ke kantor. Dan sebenarnya bukan berarti masalah
sudah selesai, karena sebenarnya sabtu malam saya harus ke sukoharjo, karena
sudah dua minggu ini saya tidak pulang ke sukoharjo. Jadi saya putuskan untuk
pergi ke sukoharjo setelah saya pulang kerja, yaitu pukul 23.00. Rodo mrinding jane. Mengingat ketika
pulang sekitar jam 01.00 pagi, jalanan lumayan sepi, saya pernah diisengi
dengan dilempar putung rokok dari orang yang tidak dikenal.
***
Setidaknya ada dua orang bakoh yang
diwisuda di periode Desember ini. Dan itu juga merupakan salah satu alasan
kenapa saya harus datang ke acara wisuda tersebut. Sebut saja Punto, tentu ini
bukan nama samaran. Punto adalah salah satu orang penting di dunia perkuliahan
terutama di psikologi angkatan 2009. Punto adalah kepala suku dari sextavirtus
(sebutan psikologi angkatan 2009). Selain sebagai kepala suku, dia juga salah
satu orang yang mampu memancarkan kharisma kewibawaan, meskipun dia tidak
pernah memakai batu akik. Bisa dibilang setiap ucapan yang keluar dari mulutnya
seperti halnya oase di gurun pasir. Salah kirim di grup wasap angkatan saja,
bisa langsung jadi trending topic,
dan langsung direspon balasan pesan dari biduan-biduan sextavirtus.
Entah sudah berapa kali saya menginap
di kosannya, harapan bisa tertular kharisma kewibawaannya, tapi aku mah apa atuh,
hanya orang yang numpang tidur dan acak-acak kamar orang. Dan saya tahu betul tentang
dirinya. Orang yang menjunjung tinggi asas religi, menomor sekian kan duniawi,
hingga sebagai kepala suku ia rela lulus agak terlambat hanya untuk memastikan
warga sextavirtus sudah banyak yang lulus.
Punto adalah orang yang bakoh, dan ke-bakoh-an nya terlihat ketika Ayah dan Ibunya harus kembali terlebih
dahulu (Alfateha untuk Ayahanda dan Ibunda Punto), dan sebagai anak laki-laki
pertama, secara otomatis beban dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga
beralih ke pundaknya. Punto, di samping harus menyelesaikan kuliahnya, ia juga
memikirkan nasib kedua adik perempuannya, bukan hanya soal kehidupan
adik-adiknya di tangerang sana, namun juga pendidikannya, dan setelah itu ia
juga harus memastikan jodoh dan menikahkan Adik-adiknya, karena Punto adalah
wali sang adik. Kurang bakoh piye jal?
Jauh berbeda dengan kehidupan saya, yang bisa dibilang, saya adalah orang yang
sangat egois yang hanya memikirkan diri sendiri.
Selain Punto, ada orang bakoh lain yang kebetulan diwisuda juga
pada desember ini. Namanya Erlina, dia adalah wanita bakoh, setelah mama Anysa, yang telah diwisuda lebih dulu, kemudian
langsung nikah lagi, dan sekarang sudah hamil lagi untuk anak yang
kedua. Selamat buat mama Anysa, semoga diberikan kesehatan, baik dirinya
dan bayi yang dikandungnya. Sebagai mama muda yang masih tetap bekerja dalam
keadaan hamil, saya tidak tahu harus menulis apa lagi kecuali, “Sumpah! kamu bakoh, lek”
Erlina pun juga demikian. Dia adalah
orang bakoh kedua dalam prosesi wisuda
kali ini. Bagaimana tidak, mama muda
yang satu ini, mampu menyelesaikan skripsinya setelah beberapa semester hanya
diumpetin di salah satu folder laptopnya. Kalian juga pernah merasakan sendiri
kan, betapa sulitnya untuk memulai kembali sesuatu yang sudah lama kita diamkan
begitu saja. Dan karena ke-bakoh-an nya
dia mampu melewati masa-masa itu.
Di tengah kesibukan perannya sebagai
Ibu, ia yang harus terus memperhatikan tumbuh kembang sang buah hati. Belum
lagi harus mengurusi kucing-kucingnya yang (katanya) lucu-lucu itu. Waktu
istirahat yang selalu diganggu dengan tangisan atau rengekan si kecil. Belum
lagi peran ganda yang ia perankan baik sebagai Ibu maupun sebagai seorang istri.
Namun ia mampu menyelesaikan skripsinya. Apalagi yang membuat ia bisa melalui
masa-masa itu kalau bukan ke-bakoh-an
nya dalam menghadapi kehidupan ini. Karena orang bakoh itu selalu yakin, bahwa
hasil tidak pernah mengingkari usaha, ngunu
to Jhon?
Namun sayangnya, dalam acara wisuda
desember kali ini, Erlina tidak bisa hadir, sehingga saya tidak bisa memberikan
ucapan selamat secara langsung kepadanya. Karena alasan kondisi kesehatan,
Erlina tidak bisa mengikuti prosesi wisuda baik di kampus pusat maupun di
kampus psikologi. Kabarnya wanita bakoh
satu ini terkena sakit tipus. Semoga lekas diberi kesembuhan untuk Erlina.
Selamat wisuda kepada Punto sang kepala suku sextavirtus, selamat wisuda
juga untuk mama muda Erlina, semoga ilmunya bisa bermanfaat dan mari
kita sama-sama ucapkan welcome to the jungle
Dan untuk teman-teman yang masih
berjuang, saya yakin kalian semua adalah orang-orang bakoh. Mengutip dari pernyataan aktifis, “orang-orang bakoh akan
tetap ada, dan terus berlipat ganda”
*Keterangan Gambar; Foto ketika penyambutan sang kepala suku