![]() |
Sumber Gambar |
Siang itu, perut saya sudah melilit,
karena pagi harinya saya tidak sempat sarapan. Saya mengajak salah satu kawan
saya untuk makan siang di sebuah warung makan sederhana yang terletak di
pinggir jalan. Awalnya kawan saya itu tidak mau, kemudian saya membujuknya “Ayo madang, ngancani aku, mung ngopeni kowe
sak waregmu aku iseh mampu, penting ora dibungkus”
“Aku lagi males madang”
“Yowes ngopi wae, mbi ngancani aku madang”
Singkat cerita kawan saya itu mau
menemani makan siang saya. Namun, ketika saya tawarkan ia tidak memesan
apa-apa.
Saya sibuk dengan sepiring nasi
dengan lauk sayur lodeh serta beberapa gorengan di hadapan saya. Sedangkan
kawan saya yang tidak memesan apa-apa justru sibuk dengan buku bacaannya. Pikirku,
kawan saya sedang tidak nafsu makan, atau paginya ia sudah sarapan.
Di sela-sela menikmati makan siang,
saya mengajak ngobrol kawan saya yang sedang sibuk dengan buku bacaannya itu. Waktu
saya lihat sampul bukunya, nampak kawan saya sedang serius membaca buku tentang
kehidupan seorang sufi. “Ngeri bocahku
iki” pikirku dalam hati ketika membaca sampul buku yang sedang ia baca.
Selesai makan, kami langsung menuju
masjid untuk sholat berjamaah di masjid yang tidak jauh dari warung makan
sederhana itu. Bisa dibilang kami terlambat sholat berjamaah, akhirnya kami
sholat berjamaah berdua saja. Seperti biasa, saya yang menjadi imam sholat
dhuhur siang itu.
Sehabis sholat berjamaah, kami tidak
langsung meninggalkan masjid, tapi kami duduk-duduk sambil ngadem sebentar di serambi masjid. Siang itu cuaca benar-benar
panas. Kemudian saya mengajak kawan saya untuk membeli es jus. Saya mengira
bahwa ia akan mau saya ajak membeli es jus, karena bagaimana pun juga, kawan
saya telah menemani makan siang. Kawan saya hanya mengiyakan saja ajakan saya
ketika saya mengajaknya membeli es jus.
Kali ini kawan saya mau saya belikan,
kami membeli dua es jus, satu jus semangka untuk saya, dan satu jus jambu untuk
kawan saya. Anehnya, kawan saya tidak meminum es jus itu, dan memberikan es jus
itu kepada kawan saya yang lain yang kebetulan sedang berkumpul salah satu
sudut kampus.
Saya tidak merasakan hal apapun
ketika saya makan kemudian kawan saya tidak memesan apa-apa, dan ketika saya
belikan es jus, namun es jus itu tidak ia minum, justru ia berikan kepada kawan
saya yang lain, padahal udara siang itu terasa panas.
Dan saya baru menyadari, ketika saya
baru tahu bahwa hari itu adalah hari kamis. Batin saya “Gek-gek bocah kuwi mau poso, cah” hal itu hanya saya batin saja,
tanpa mengklarifikasi lebih lanjut dengan menanyakan hal itu langsung kepada
kawan saya. Karena saya baru ingat, baru-baru ini kawan saya sering menjalankan
puasa sunah senin kamis.
***
Sore harinya, ada pesan sms yang masuk
di handphoe saya, ternyata dari kawan saya. Inti dari sms itu adalah, agar saya
mengabari dirinya jika sudah adzan magrib. Batinku kala menerima sms itu, “Berarti bener, bocah mau poso tenan”
Kawan saya sore itu sedang
jalan-jalan di Mall, jadi tak ada suara adzan di dalam mall, lagian siapa yang
adzan di dalam mall yang sibuk mengitari stand-stand diskonan. Atau bisa jadi
ia menonton film di jam-jam mendekati magrib. Maka, dia butuh intel untuk
mengabarinya ketika adzan magrib sudah berkumandang.
Saya tetap berpikir postifi terhadap
kawan saya itu, meski pada saat magrib ia masih di dalam mall, saya yakin ia
akan memutuskan untuk keluar dari mall untuk sholat magrib terlebih dahulu.
Bahkan kawan saya pasti dengan entengnya akan meninggalkan gedung bioskop meski
film masih berjalan, karena takut jam sholat magrib keburu disusul jam sholat
isya.
Saya yakin bahwa kawan saya pasti
sudah memiliki skala prioritas, hal sunah saja ia kerjakan, sudah barang tentu
hal wajib sudah pasti ia tunaikan. Apalagi soal film yang sedang ditonton, ia bisa menontonnya kembali di lain waktu
kalau film itu benar-benar membuatnya merasa harus menuntaskan hingga selesai.
Mendengar suara adzan magrib, segera
saya mengirim pesan kepada kawan saya, “Wes
adzan dul, wes oleh buko”
Kawan saya segera membalas pesan saya;
“Okey, suwun lho bro”
Betewe ini adzan magrib masih lama nggak? Selamat menunggu berbuka puasa,
gais