![]() |
Kawan-Kawan yang tergabung dalam sindikat Hip Hop 09 |
Pagi itu, bisa dibilang saya bangun kesiangan.
Sudah beberapa hari saya kesulitan untuk tidur. Mata saya terus melek hingga
sahur dan baru bisa tertidur pulas sehabis sholat shubuh.
Saya terbangun dan melihat ke arah
jam. Sudah sekitar jam 10-an. Saya kemudian teringat, bahwa saya ada janji
untuk bertemu dengan kawan-kawan kuliah yang kini sudah terpisah jarak karena
mulai berpencar dalam mengejar dunia cita-cita.
Menjelang libur lebaran, kawan-kawan
kuliah yang terjaring dalam sebuah sindikat bernama “Hip Hop 09”. Hip Hop 09
adalah begundal-begundal psikologi UNS 2009. Di grup wasap, kami sedang
mangagendakan sebuah pertemuan. Dan atas beberapa pertimbangan salah satu kawan
kami, yaitu Ditya, menyarankan agar pertemuan kali ini diagendakan sebelum lebaran.
Berbeda dengan acara tahun lalu, dimana kami semua meluangkan waktu di lebaran
ketiga untuk berkumpul bersama dan berdarma wisata serta menikmati kemacetan di
Pantai klayar, Pacitan. Namun, tahun ini acaranya adalah buka bersama, kemudian
dilanjutkan dengan kongkow-kongkow
hingga larut malam.
Sebelum saya segera menggeber
kendaraan saya, saya terus memantau kondisi grup wasap sambil memastikan bahwa
segala urusan saya sudah selesai. Kami semua sepakat untuk berkumpul dulu di
kos-an Sandy dan Python. Sehabis sholat dhuhur saya menuju Solo dengan motor
matic saya. Ketika sampai di sana, sudah ada Ditya yang sedang klekaran di atas kasur, Audit yang mblosor di lantai nampak sedang
memanfaatkan waktu untuk istirahat, Johan, yang beberapa bulan lagi, Inshaallah akan menjadi papa muda nampak
sedang otak-atik handphone-nya. Inug
yang nampak lelah karena perjalanan 40 jam dari Jakarta dan sempat terjebak
macet di Brebes, juga nampak berbeda dan jauh lebah cerah auranya karena sudah
ada cincin yang melingkar di jari manisnya. Dan Damas yang nampak sibuk dengan handphone selfie-nya. Sedangkan saya? saya sibuk melihat aktifitas mereka.
Yang terakhir ini nampak kurang kerjaan banget, ya?
Ketika saya datang, saya tidak
melihat Nanda dan Python. Kabarnya Python masih istiqomah dalam beribadah, yaitu tetap bekerja meski yang lain
sudah libur menjelang lebaran. Dan Nanda masih di kos-annya dan sebentar lagi
akan menyusul kami ke kos-an Sandy.
Awalnya kami akan buka bersama di
warung Bu Bibit, selain harga yang masih sangat terjangkau, saya juga suka
dengan bebek goreng dan nasi uduknya. Iya, nasi uduk, yang menurut saya tidak
ada bedanya dengan sego gurih. Namun,
menurut informan kami, yaitu Ditya yang kebetulan rumahnya dekat dengan warung
Bu Bibit, di sana selalu penuh sesak oleh orang-orang yang akan buka bersama.
Dan atas saran dari Ditya juga, buka bersama kami alihkan ke Solo baru, yaitu
di “Bebek dan Ayam goreng Mas Faiz”
Sambil menunggu Python yang sedang
mencari “sebongkah berlian” ternyata Ismoyo juga ingin ikut bergabung. Jadi
bisa dipastikan bahwa yang bisa buka bersama sore itu, Saya, Johan, Ditya,
Inug, Python, Sandy, Audit, Damas, Nanda, Ismoyo. Hampir lengkap hanya minus,
Bang Punto dan Bona, mungkin tahun depan bisa lengkap.
Kami berangkat dari kos-an Sandy
sekitar jam 16.30. Maklum kami belum booking
tempat, takutnya kamu tidak kebagian tempat untuk buka bersama. Sesampai di
sana, kami langsung memesan bebek goreng, nasi, lalapan, gorengan serta es teh
dan es jeruk sebagai minumannya. Ohiya, khusus untuk Python kami pesankan
special. Teh panas.
Sambil menunggu berbuka, kami saling
mengobrol dan bersunda gurau, karena Al Ustad Damas, enggan untuk memberikan
tausiah agar kami semua dapat kembali ke jalan yang benar, mengingat kami semua
sadar bahwa terkadang jalan kami agak sedikit melenceng, hehehe J
Banyak hal yang kami bicarakan. Mulai
dari yang seriyus, sampai yang nggak penting. Membicarakan hal-hal atau
kekonyolan yang pernah kami lakukan semasa kuliah. Atau pengalaman-pengalaman
pahit kami yang kami kemas dalam guyonan. Dan saya menjadi semakin percaya,
bahwa tak selamanya pengalaman pahit itu akan terus terasa pahit, karena bisa
menjadi sebuah lelucon.
Kumpul-kumpul akan terasa hambar jika
tanpa berfoto-foto. Sebagai manusia yang kekinian, kami juga melakukan wefie dan agar lebih afdol tentu dengan
meng-upload-nya ke media sosial.
Apalagi didukung dengan hanphone baru
Damas, yaitu zenfone selfie yang dibeli dari gaji ke 13 dan 14-nya.
Sambil menunggu adzan magrib kami
juga menentukan agenda setelah buka bersama. Setelah sholat magrib, kami
berencana untuk menyewa room karaoke.
Dan tentu itu adalah momen bagi saya untuk menyanyikan lagu favorite saya. Apalagi
kalau bukan song of the year “suket
teki” ciptanya Didi Kempot yang sudah di-koplo-kan.
***
Selesai Sholat magrib, kami kemudian
kembali lagi ke kos Sandy, sepertinya Inug mengalami gangguan masalah perut.
Damas dan Ismoyo juga ingin pamit karena sepertinya ia tidak akan melewatkan
sholat teraweh terakhir ramadhan tahun ini. Bisa jadi Damas dan Ismoyo tidak
sepakat dengan agenda karaoke kami, jadi mereka berdua berpamitan dan tentu
mereka lebih memilih ikut sholat teraweh berjamaah. Teraweh jelas hukumnya, nek karaoke? Hukumnya baru bisa menjadi
wajib jika dalam kondisi stress berat. Ngaku
ra?
Kami menghargai setiap keputusan
teman kami. Dalam hal ini kami justru malah sangat berterima kasih karena
bagaimana pun juga mereka sudah menyempatkan waktu untuk berkumpul dan buka
bersama.
Kemudian kami menuju tempat karaoke.
Untuk masalah tempat karaoke, kami serahkan kepada yang lebih berpengalaman.
Dalam hal ini adalah Python. Dalam dunia per-karaoke-an Python kami anggap
memiliki referensi yang jauh lebih banyak daripada diantara kami semua. Dan apa
yang terjadi? Dari semua referensi Python, semuanya tutup. Tuhan benar-benar
tidak mengabulkan keinginan kami, karena kami malah karaoke daripada sholat
teraweh, mengingat malam itu adalah sholat teraweh yang terakhir ramadhan tahun
ini.
Kami yang kala itu memakai mobil
milik Audit, setelah berkeliling lelah mencari tempat karaoke. Akhirnya kami
memutuskan untuk sholat isya terlebih dahulu di sebuah mushola yang terletak di
The Park. Bagaimana pun juga, sebandit-banditnya kami yang bolos sholat
teraweh, kami tidak melupakan ibadah sholat wajib. Imam sholat kali ini adalah
kawan kami yang sudah kami anggap dewasa daam berpikir, karena sekarang
maqomnya jauh lebih tinggi daripada kami semua. Wes dadi imam keluarga oq len, piye to.
Keanehan pun terjadi. Entah karena
imam sholat yang tidak menyakinkan karena berkaos dengan celana jeans, atau
bacaan ayat-ayat kawan kami yang tak semerdu imam Masjid Salman ITB, sehingga ada
orang yang memutuskan untuk mendirikan sholat berjamaah sendiri di dekat kami. Jadilah
dalam satu mushola ada dua kelompok yang mengadakan sholat isya berjamaah. Dalam
mobil saya berpikir keras kenapa hal itu bisa terjadi.
Karena kebanyakan tempat karaoke
tutup, mungkin dari pihak pengelola karaoke memberikan kesempatan kepada “karyawan
karaoke” untuk mudik dan bisa berlebaran bersama kelaurganya. Kami mutung dan memutuskan untuk nongkrong di
angkringan dekat Bank Indonesia. Ohiya, ini rekomendasi dari Python juga. Kami
hanya duduk ngopi sambil menikmati jajanan di angkringan.
Ngobrol ngalur-ngidul, membuat saya lupa, bahwa diantara kami ada yang
sudah tak lagi bujang. Johan kemudian berpamit duluan dengan alasan sudah di
tunggu Istrinya. Mungkin juga dia sudah di BBM/wasap “Mulih, po ra? *emot yang sulit dideskripsikan*”
Kami nongkrong di angkringan hingga
larut malam. Kemudian ada Ricky adik ingkat kami yang sebelumnya iktikaf di
kampus Mesen, juga menyusul kami. Selang beberapa saat, sesepuh kami, Mas Ael
juga menyusul, diikuti dengan Anjar. Karena harus menghadiri majelis wedangan
di tempat lain, Mas Ael pamit duluan. Dan karena Audit harus segera pulang ke
Magelang. Sedangkan Inug, Sandy dan Nanda juga nebeng sampai Magelang. Kami semua saling berpamitan dan
mengucapkan salam perpisahan.
Ini adalah bagian dari cara kami
untuk menjaga tali silaturahmi.
Sekarang kita semua memang saling berpisah jauh, tapi kita semua pernah
bersama. Semoga acara seperti ini bisa tetap diagendakan.
Dan dalam kesempatan kali ini, kami segenap keluarga besar “Hip Hop 09” mengucapkan “Taqoballahu Minna Wa Minkum, Selamat Hari
Raya dan Makan-makan”